Jumat, 25 Agustus 2017

MAKALAH PDCA AYU RATIH

MAKALAH PDCA AYU RATIH





MENINGKATKAN MUTU SARANA & PRASARANA RUANG ANC
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “DAN”

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA  SURABAYA
2013-2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
BPM atu yang biasa disebut Bidan Praktek Mandiri “DAN” ini dalam pembangunannya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang baik, tepat waktu tanggap serta mampu menyembuhkan keluhan serta mencegah berkembangnya penyakit atau meluasnya penyakit.
Di dalam Bidan Praktek Mandiri “DAN” memberikan pelayanan serta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya seperti ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol layanan pendukung lainnya yang semoga saja menjadi suatu yang efektif serta efisien untuk menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi.
Dalam sistem BPM ini tidak luput merupakan tugas untuk bagaimana membangunnya dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka kami membuat suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Teori Siklus PDCA
A.  Siklus PDCA
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Action" (Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”. (Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau system sehingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan mutu pelayanan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1.    Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:

a.    Judul rencana kerja (topic)
b.    Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement)
c.    Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target)
d.   Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e.    Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f.     Biaya dan waktu yang diperlukan (budget and time)
g.    Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

2.    Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a.    Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan.
b.    Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan.
c.    Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan.
d.   Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.

3.    Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a.    Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b.    Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik.
c.    Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia.
d.   Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau tidak.
Terdapat dua cara yang sering di pergunakan untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, yakni :
a.    Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
      Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
      Tetapkan jangka waktu pengamatan
      Lakukan perhitungan penyimpangan
b.    Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
      Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
      Tentukan prosentase penyimpangan
      Buat grafik penyimpangan
      Nilai grafik

4.    Perbaikan ( Action )
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :
a.    Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb.
b.    Lihat sasaran penilaian
Observasi
Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito, 1987:54)
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yg sedang / berlangsung baik di dlm (di luar) sekolah (Djumhur, 1985:51)
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50) :
a)   dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b)   direncanakan secara sistematis.
c)   hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d)  dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e)   bersifat kwantitatif.                 

Wawancara
Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman
Kartono (1980: 171), Interview (wawancara) : suatu percakapan yg diarahkan pd suatu masalah; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Dlm proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan – pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan), sambil menilai jawaban – jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban – jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan – keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan).
Dokumen
Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik, melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan.





2.2    Contoh Kasus yang pemecahan masalahnya menggunakan siklus PDCA
Meningkatkan Mutu Sarana dan Prasarana Ruang ANC
di Bidan Praktek Mandiri “DAN”

1.    Ruang-ruang di BPM “DAN” :
  Tempat Pendaftaran, Ruang Tunggu, dan toilet
  Ruang Karyawan
  Ruang Pemeriksaan Antenatal
  Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
  Parkir / Halaman
2.    Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sebagai berikut:
1)   Pemilik / Pimpinan BPM      : Ny. DANI KUSUMA, S. Keb.
2)   Staf / Karyawan                   : - Desi Kurnia, AMd. Keb.
                                               - Asih Chibi, AMd. Keb.
                                               - Helen Manov, AMd. Keb.
3.    Pelayanan Di Bidan Praktek Mandiri “DAN”
Dalam hal ini kami merencanakan Berbagai pelayanan-pelayanan atau fasilitas-fasilitas yang ada di BPM “DAN” diantaranya, yaitu :
Pelayanan Antenatal dengan perlengkapan yang memadai
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan agar klien merasa nyaman dan aman saat akan melakukan pemeriksaan kehamilan / antenatal karena apa yang di butuhkan untuk pemeriksaan sudah tersedia di ruang persalinan.
Persalinan normal dengan perlengkapan yg lengkap
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan agar klien merasa nyaman dan aman saat akan melakukan persalinan karena apa yang di butuhkan klien sudah tersedia di ruang persalinan.




Layanan rujukan
Kami juga mempunyai layanan rujukan, agar jika terjadi hal – hal diluar kehamilan normal kami telah siap dengan merujuk klien di rumah sakit yang kami tunjukkan karna kami bekerja sama dengan pihak rumah sakit.
Penyuluhan Mengenai Perawatan Bayi
Di BPM ini kami menyediakan pendidikan tentang bagaimana ibu merawat bayi saat di rumah nanti agar anak tersebut mendapatkan asupan dan kebutuhan yang cukup
Pelayanan KB
Kami juga menyediakan pelayanan KB lengkap.
4.    Beberapa Fasilitas Di Bidan Praktek Mandiri “DAN”
Terdapat fasilitas di ruang masing-masing kami akan menyebutkan di antaranya :
a)    Tempat Pendaftaran dan Ruang Tunggu
Perlengkapan alat tulis, loker, meja, kursi, kipas angin, TV, toilet
b)   Ruang Karyawan
Meja, kursi, perlengkapan alat tulis, rak status pasien, toilet
c)    Ruang Pemeriksaan (Antenatal, Imunisasi, KB)
1 tempat tidur untuk pemeriksaan, kipas angin, meja, kursi, perlengkapan alat tulis, lembar balik, alat pemeriksaan (metlin, jangka panggul, funadoskop, stetoskope, tensimeter, pengukur lila, timbangan berat badan, dll), kulkas untuk menyimpan vaksin, etalase untuk menyimpan obat-obatan.
d)   Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
3 buah tempat tidur untuk bersalin, 3 box bayi dengan penghangat, tabung oksigen, kipas angin, tempat sampah medis dan non medis, wastafel, toilet
e)    Parkir / Halaman






Melaksanakan PDCA di Ruang Pemeriksaan Antenatal
A.  PLAN
Merencanakan meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas di ruang ANC yang melibatkan seluruh staff yang bekerja di BPM “DAN” di laksanakan minggu depan, tanggal 14 Oktober 2013, perencanaan tersebut yaitu menambah fasilitas – fasilitas yang ingin tercakupi di ruang antenatal agar nilai mutu pelayanan mengalami peningkatan.
Pencakupan fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya :
Pemeriksaan Antenatal
Kami disini ingin ruang pemeriksaan antenatal terpisah dengan ruangan imunisasi, dan KB, agar kenyamanan masing – masing klien memuaskan.
Senam Hamil
Kami mengadakannya senam hamil pada hari tertentu bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin dan juga untuk memuaskan klien dalam pelayanan kami.

B.  DO
Melaksanakan perubahan – perubahan dilaksanakan oleh staff di BPM “DAN”. Dalam hal ini kami menambah sarana yang di butuhkan diantaranya:
Ruang Antenatal
  Dopler
  USG 2 dimensi
  Tensimeter digital
  Thermometer digital
  Pengukur HB digital
  Gambar / Hiasan Dinding / Poster Kehamilan
  Wastafel dan toilet
  Air Condotioner
Ruang Senam Hamil
  5 Matras Senam
  Poster kehamilan / Gambar
  Wastafel dan toilet
  Air Conditioner
  Mp3 Player
  Loker / lemari

C.  CHECK
Pelaksanaan tersebut lumayan baik terlaksana. Perubahan perubahan tersebut perlu ditinjau dari klien :
Faktor mendukung :
  Fasilitas pelayanan meningkat
  Dalam melakukan pemeriksaan, petugas lebih efisien waktu
  Ibu merasa nyaman dan puas
  Kebutuhan ibu / klien lebih terpenuhi
Faktor Penghambat:
  Biaya mahal
  Keinginan pasien yang selalu ingin di utamakan

D.  ACTION
Terlihat dari check bahwa faktor tersebut meningkatkan mutu pelayanan sehingga klien merasa puas. Namun, dalam hal ini juga terdapat penghambat yaitu biaya yang dikeluarkan klien pun terbilang mahal karena fasilitas sudah terpenuhi sehingga mutu pelayanan tersebut hanya bisa di rasakan oleh kalangan menengah ke atas.
Akan tetapi BPM “DAN” ini memberikan kesempatan untuk kalangan menengah kebawah dengan di adakan surat keterangan tidak mampu. Kami akan memberikan toleransi kepada keluarga tidak mampu agar mendapat pelayanan kesehatan yang baik. BPM “DAN” ini juga mengadakan pendidikan kesehatan bagi remaja, bumil, bufas dan balita.







BAB 3
PENUTUP

3.1    Simpulan
Dalam hal ini pembuatan penilaian mutu pelayanan kebidanan tidak luput dari sasaran penilaian yaitu berupa observasi, wawancara serta dokumen. Dalam penilaian melalui siklus PDCA harus berkesinambungan antara satu dan lainnya agar pelayanan mutu berjalan dengan baik.
























DAFTAR PUSTAKA


Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan.